“Statistik bukan sekadar angka — ia adalah narasi tentang keterlibatan, legitimasi, dan arah masa depan dari profesi hukum di Indonesia”
Dari Aktivitas Digital ke Partisipasi Nyata
Dalam dunia organisasi modern, statistik digital tak lagi sekadar angka; ia menjadi barometer legitimasi. Demikian pula yang terjadi terkait dengan kampanye penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) IV PERADI, ketika kanal LinkedIn resmi PERADI menjelma menjadi arena baru bagi advokat untuk menunjukkan keterlibatan, dukungan, dan rasa memiliki terhadap organisasinya.
Dari 25 Agustus hingga 20 Oktober 2025, ratusan unggahan, komentar, dan reaksi terkumpul di linimasa digital PERADI. Di balik deretan like, share, dan click, tersimpan cerita tentang bagaimana profesi hukum belajar berinteraksi dengan cara baru — melalui algoritma, tautan, dan percakapan virtual.
-
Angka-Angka yang Berbicara
Berdasarkan data internal kampanye LinkedIn Munas IV PERADI (25 Agustus 2025 sampai dengan 20 Oktober 2025), performa digital memperlihatkan tiga temuan utama:
- Jangkauan unggahan (impressions) berkisar dari 173 hingga 11.376 tayangan per unggahan. Unggahan dengan jangkauan tertinggi adalah profil Ahmad Fikri Assegaf, menunjukkan daya tarik lintas generasi dan luasnya jejaring profesional di kalangan advokat.
- Click-Through Rate (CTR) tertinggi mencapai 37,22%, diperoleh dari unggahan “Cara Daftar Pemilih” pada 28 Agustus 2025. Artinya, dari setiap 100 tayangan, 37 orang mengambil tindakan nyata — sebuah angka luar biasa dalam konteks kampanye organik.
- Engagement Rate (tingkat keterlibatan) tertinggi tercatat 38,56%, pada unggahan yang sama. Keterlibatan sebesar ini umumnya hanya ditemukan dalam konten yang memiliki nilai utilitarian langsung: panduan, ajakan, atau langkah konkret.
Sebaliknya, unggahan yang bersifat pengumuman atau informasional murni — seperti jadwal maintenance situs atau pembaruan rutin data — mencatat engagement rate di bawah 2%. Kontras ini menunjukkan bahwa advokat Indonesia merespons bukan hanya pada informasi, tetapi pada relevansi personal.
-
Ketika Data Mencerminkan Perilaku Advokat
Metrik digital pada kampanye Munas IV memperlihatkan fenomena yang menarik: advokat Indonesia cenderung berinteraksi secara fungsional, bukan emosional.
Unggahan yang menjelaskan apa yang harus dilakukan (seperti pendaftaran, verifikasi, atau panduan teknis) mendapatkan klik dan engagement tinggi, sementara unggahan yang hanya memuat data perkembangan partisipasi cenderung cepat jenuh.
Artinya, audiens menilai konten berdasarkan nilai tambah praktis, bukan pengulangan data. Ini juga menegaskan bahwa komunitas advokat memiliki tingkat literasi digital tinggi dan waktu baca selektif — pola khas profesional yang hanya berinteraksi pada informasi relevan dan actionable.
-
Narasi Kolektif Lebih Menarik dari Profil Individu
Salah satu pola paling menonjol muncul pada unggahan bertema “Empat Samurai Hukum”, yang menempatkan keempat bakal calon Ketua Umum — Ahmad Fikri Assegaf, Halomoan Sianturi, Imam Hidayat, dan Saor Siagian — dalam satu narasi kolektif.
Unggahan ini mencatat jangkauan 2.433 impresi dengan engagement rate stabil di angka 4,6%, jauh lebih seimbang dibanding unggahan profil individual yang ekstrem: luas dalam jangkauan, tapi tipis dalam interaksi
Fenomena ini menunjukkan bahwa audiens lebih tertarik pada perbandingan gagasan dan penceritaan kolektif ketimbang konten personal yang berdiri sendiri. Dengan kata lain, dalam ekosistem advokat, dialog ide lebih penting daripada figur.
-
“Cara Daftar Pemilih”: Konten Paling Efektif
Unggahan 28 Agustus 2025 tentang panduan pendaftaran pemilih menjadi unggulan kampanye digital Munas IV PERADI. Dengan 223 klik dari 599 tayangan, unggahan ini menghasilkan CTR 37,22% dan engagement rate 38,56%, menjadikannya konten organik paling sukses sepanjang masa kampanye.
Mengapa begitu tinggi?
Jawabannya sederhana: karena ia menawarkan solusi langsung, berupa panduan teknis dengan call-to-action yang jelas — “Daftar di munas.peradi.id”.
Dalam konteks komunikasi organisasi, ini menunjukkan dua hal penting:
- Audiens PERADI sangat responsif terhadap konten instruksional.
- Strategi komunikasi berbasis utility lebih efektif dibanding sekadar brand awareness.
Metrik ini sekaligus menjadi pelajaran bahwa legitimasi partisipasi digital tidak dibangun dari viralitas, melainkan dari nilai fungsi dan kejelasan ajakan.
-
Ruang Digital Sebagai Cermin Demokrasi
Meski sebagian unggahan mencatat nol komentar dan sedikit repost, ini tidak dapat ditafsirkan sebagai rendahnya partisipasi. Sebaliknya, fenomena ini justru mencerminkan pergeseran fungsi LinkedIn di kalangan advokat: dari ruang dialog terbuka menjadi papan buletin digital organisasi — tempat anggota mencari kepastian informasi resmi, bukan debat publik.
Dengan demikian, keberhasilan kampanye bukan diukur dari viralitas percakapan, tetapi dari konversi informasi menjadi tindakan — misalnya peningkatan pendaftar, verifikasi data, dan kesadaran kolektif tentang sistem One Member, One Vote.
Dari sini, data LinkedIn menjadi lebih dari sekadar metrik: ia menjadi cermin perilaku organisasi yang sedang bertransformasi.
-
Dari Data ke Strategi: Apa yang Bisa Dipelajari
Analisis menyeluruh terhadap seluruh metrik kampanye digital Munas IV mengarah pada tiga kesimpulan strategis:
Pertama, konten utilitarian mendorong tindakan nyata.
Ketika organisasi ingin memobilisasi anggota, informasi teknis yang ringkas, visual, dan jelas akan jauh lebih efektif dibanding narasi panjang.
Kedua, narasi kolektif lebih kuat daripada profil personal.
Menggabungkan beberapa tokoh dalam satu bingkai ide menciptakan ruang diskusi dan rasa kebersamaan yang lebih kuat daripada konten individualistik.
Ketiga, engagement digital bukan akhir, tetapi awal legitimasi.
Metrik seperti CTR dan engagement rate hanyalah pintu masuk menuju partisipasi yang lebih besar: kehadiran di forum Munas, pendaftaran pemilih, dan keterlibatan substantif dalam proses organisasi.
Antara Klik dan Kepercayaan
Ketika satu unggahan mencapai 11 ribu tayangan, atau ketika 223 orang mengklik tautan yang sama dalam satu hari, itu bukan sekadar statistik; itu adalah tanda kepercayaan.
Dari layar ke tindakan, dari klik ke komitmen — inilah perjalanan digital Munas IV PERADI, yang pelan-pelan mengubah cara advokat Indonesia memahami demokrasi di ruang profesinya sendiri.
Bagi PERADI, keberhasilan sejati bukan pada angka yang tinggi, tetapi pada makna di baliknya: bahwa setiap interaksi digital, sekecil apa pun, adalah langkah menuju legitimasi yang lebih besar.
—
Catatan:
Laporan ini disusun berdasarkan sumber data analitik yang ada di halaman linkedin DPN PERADI (klik disini)
• 📣 WhatsApp Channel: Klik di sini
• 📡 Telegram Channel: Klik di sini
• 🎵 TikTok: Klik di sini
• 📸 Instagram (DPN PERADI): Klik di sini
• 📸 Instagram (Munas PERADI): Klik di sini
• 💼 LinkedIn: Klik di sini




